Ibu mungkin sudah menyusun menu ideal
bagi si Kecil, tapi akhirnya hanya berakhir di atas kertas. Seringkali saat
melihat si Kecil langsung menolak makanan yang disodorkan, banyak Ibu langsung
merasa upayanya takkan berhasil.
Wah, jangan keburu putus asa ya, Bu.
Susah makan adalah salah satu masalah yang paling sering ditemui pada balita.
Jadi, bukan hanya Ibu yang mengalaminya, dan bukan juga alasan untuk menyerah
pada keadaan. Jika Ibu menyerah dan mengikuti semua keinginan makan si Kecil
tanpa pikir panjang, bisa-bisa justru Ibu tanpa sadar telah menerapkan pola
makan yang salah untuk si Kecil. So, let’s try these tips
to handle your little fussy eater!
·
Ciptakan
rutinitas makan bagi si Kecil. Sebisa mungkin, buatlah jadwal makan pada
jam-jam ia akan merasa lapar. Insting keibuan pasti akan membantu Ibu untuk
mengetahuinya. Tenang saja, bila ia makin besar, otomatis jadwal makannya akan
menyesuaikan dengan anggota keluarga lain kok.
·
Jangan
memaksa si Kecil makan dengan cepat atau menghabiskan semua makanan di
piringnya. Jika si Kecil merasa “tertekan”, selera makannya malah akan menurun
drastis dan cenderung rewel.
·
Si
Kecil langsung menolak makanan tertentu yang Ibu berikan? Ini hal wajar, jangan
langsung menyerah! Coba lagi berikan jenis makanan yang sama dalam beberapa
hari kemudian. Ibu juga bisa mengakalinya dengan merubah variasi rasa atau
penyajian untuk jenis makanan tersebut. Bersabar saja ya, Bu, karena menurut
para ahli, seorang balita bisa menolak makanan tertentu sebanyak 10 kali hingga
akhirnya menyukainya.
·
Ciptakan
suasana makan yang tenang, sehingga si Kecil hanya fokus pada makanannya.
Sebaiknya, hindari menonton TV saat makan ya, Bu.
·
Biasakan
untuk memulai makan dengan porsi kecil secukupnya dan tambahkan hanya bila si
Kecil terlihat masih lapar.
·
Sayuran
sering menjadi ‘monster’ makanan bagi anak-anak. Tak usah ditanya berapa banyak
orang tua yang stres karena anaknya tak suka sayuran. Coba menyiasatinya dengan
memberikan sayuran rebus sebagai snack. Beri celupan krim keju atau
mayonaise agar ia tertarik. Ibu juga bisa menyelipkannya pada makanan lain agar
tak terlihat oleh si Kecil, misalnya menjadi topping pizza kegemarannya
atau dalam saus tomat spaghetti.
·
Perlu
Ibu tahu bahwa sayuran dan buah mengandung nutrisi yang hampir serupa. Jadi
bila si Kecil kurang suka sayur, tapi menyukai buah, maka tak perlu khawatir.
Beri saja ia buah, sambil tetap mencoba memberikan sayur dengan cara yang
kreatif.
·
Beri
contoh makan yang baik pada si Kecil. Jadi, jangan hanya si Kecil yang harus
makan sayur, Ibu pun harus terlihat menikmati makan sayur. Percaya deh, kelak ia
akan terbiasa dengan pola makan yang berlaku di keluarga. It’s only a matter
of time!
·
Puji
si Kecil saat ia menghabiskan makanannya atau terlihat menikmati makanan sehat.
Di lain pihak, jangan mudah emosi saat kebiasaan susah makannya sedang kumat
ya, Bu.
·
Ceritakan
tentang betapa enaknya bayam atau buah apel yang Ibu makan. Jangan ragu
mengeluarkan pernyataan ekspresif tentang makanan sehat, seperti “Sop sayur ini
enak sekali”, atau “Buah stroberi ini rasanya seperti es krim lho! ”.
·
Jauhkan
kebiasaan memaksa makan pada si Kecil. Jangan juga gunakan ancaman, seperti
“tak boleh main kalau makan tidak habis”. Kebiasaan buruk ini justru rawan
menimbulkan stres pada Ibu dan anak.
·
Perlu
diingat bahwa orang tua dan anggota keluarga lain harus konsisten dalam
menciptakan pola makan yang baik pada si Kecil. Jangan sampai, Ibu meminta si
Kecil makan sayur, tapi Ayah justru membelanya setengah mati saat si Kecil
memuntahkan sayuran dari mulutnya.
Nah, berbagai tips tersebut bisa Ibu
coba terapkan untuk menanggulangi susah makan pada balita. Tapi yang
terpenting, Ibu harus terus bersabar ya. Selera makan si Kecil memang masih
berubah-ubah setiap harinya. Jangan menyerah untuk terus berupaya memberinya
makanan sehat. Saat menjadi ibu, kita memang dituntut untuk jauh lebih kreatif,
termasuk soal pemberian makan.